Programaudit untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi memuat : 1. Bagian penjelasan yang mencatat pemahaman yang diperoleh atas pengendalian intern, 2. Cakupan penjelasan dari prosedur-prosedur yang telah dilakukan ketika mendapatkan pemahaman atas pengendalian intern dan risiko pengendalian yang diperkirakan.
Last updated 6 Sep 2019 90,540 Untuk audit keuangan, Arens dan Loebbecke menjelaskan bahwa dalam menyusun rencana audit secara menyeluruh, auditor memiliki 5 lima jenis pengujian yang dapat digunakan untuk menentukan apakah laporan keuangan disajikan dengan layak. Kelima jenis pengujian ini terdiri dari prosedur pemahaman atas pengendalian intern, pengujian pengendalian intern, pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian terinci atas saldo. Prosedur pemahaman atas pengendalian intern dan pengujian pengendalian intern digunakan untuk mengurangi risiko pengendalian control risk, sedangkan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo digunakan untuk memenuhi risiko deteksi yang direncanakan. Dalam bagian audit ini, auditor harus memusatkan perhatian pada perancangan dan pelaksanaan unsur-unsur dari pengendalian intern untuk merencanakan audit selanjutnya dengan efektif. Setelah mendokumentasikan pengendalian intern flowchart, narasi, kuesioner dan sebagainya, sangat penting untuk melakukan walk-through system penelusuran sistem untuk memastikan bahwa pengendalian yang tercatat benar-benar dilakukan. Terdapat lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan pemahaman auditor atas pengendalian intern adalah Mengupdate dan mengevaluasi pengalaman sebelumnya auditor dengan auditan Melakukan wawancara dengan pegawai auditan Membaca manual sistem dan kebijakan auditan Memeriksa dokumen-dokumen dan catatan-catatan Mengamati kegiatan dan operasi auditan. Pengujian pengendalian Fungsi utama dari pemahaman auditor terhadap pengendalian intern adalah untuk memperkirakan risiko pengendalian dalam setiap tujuan audit berkait transaksi. Contohnya adalah memperkirakan tujuan ketepatan untuk transaksi pendapatan adalah lemah dan untuk tujuan eksistensi adalah sedang. Pengujian pengendalian dilakukan untuk menentukan kelayakan dari rancangan dan efektifitas operasi dari pengendalian intern khusus. Pengendalian intern ini dapat dengan cara manual atau terotomatisasi. Pengujian pengendalian mencakup prosedur-prosedur audit dibawah ini Melakukan wawancara dengan pegawai yang tepat Memeriksa dokumen, catatan-catatan, dan laporan-laporan Mengamati kegiatan-kegiatan pengendalian Melaksanakan kembali prosedur auditan Pengujian Substantive Pengujian substantif adalah prosedur-prosedur audit yang didesain untuk menguji kesalahan dalam nilai rupiah yang mempengaruhi langsung kebenaran dari saldo-saldo dalam laporan keuangan. Salah saji monetary misstatement seperti itu adalah indikasi yang jelas dari salah saji dari akunakun. Terdapat 3 tiga macam pengujian substantif yaitu Pengujian substantif atas transaksi, Prosedur analitis, Pengujian terinci atas saldo. Pengujian substantif atas transaksi Tujuan dari pengujian substantif atas transaksi adalah untuk menentukan apakah semua tujuan audit berkaitan dengan transaksi transaction-related audit objectives telah terpenuhi untuk setiap kelas transaksi. Sebagai contoh auditor melakukan pengujian substantif atas transaksi untuk menguji apakah transaksi yang dicatat benar-benar ada dan transaksi yang ada semua telah dicatat. Auditor juga melakukan pengujian ini untuk menentukan apakah transaksi belanja telah dicatat dengan benar, transaksi belanja telah dicatat pada periode laporan yang tepat, belanja telah diklasifikasikan dengan benar dalam neraca, dan apakah belanja telah diikhtisarkan dan diposting dengan benar ke buku besar. Jika auditor merasa yakin bahwa transaksi-transaksi telah dicatat dan diposting dengan benar, auditor dapat meyakini bahwa jumlah dalam buku besar juga benar. Prosedur analitis Prosedur analitis mencakup perbandingan-perbandingan dari jumlahjumlah yang dicatat dengan jumlah yang diharapkan yang disusun oleh auditor. Biasanya juga prosedur analitis mencakup perhitungan rasio-rasio oleh auditor untuk membandingkan dengan rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan. Dua tujuan utama prosedur analitis yang dilakukan pada tahap pelaksanaan audit atas saldo akun adalah mengindikasikan kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan keuangan dan mengurangi pengujian terinci atas saldo. memahami bidang usaha klien menetapkan kelangsungan hidup suatu satuan usaha Ada perbedaan mendasar dalam prosedur analitis yang dilakukan dalam tahap perencanaan dan prosedur analitis yang dilakukan dalam tahap pengujian. Pada tahap perencanaan, auditor mungkin menghitung rasio dengan menggunakan data interim. Sedangkan pada tahap pengujian saldo akhir, auditor akan menghitung kembali rasio itu dengan menggunakan data setahun penuh. Jika auditor percaya bahwa prosedur analitis yang dilakukan mengindikasikan kemungkinan terjadinya salah saji, maka prosedur analitis tambahan dapat dilakukan atau auditor memutuskan untuk memodifikasi pengujian terinci atas saldo. Sedangkan jika auditor mengembangkan ekspektasi dengan menggunakan prosedur analitis dan menyimpulkan bahwa saldo akhir akun tertentu auditan layak, maka pengujian rincian saldo tertentu mungkin diabaikan atau mengurangi ukuran sampel yang dibutuhkan. Pengujian terinci atas saldo Pengujian terinci atas saldo memusatkan perhatian atas saldo-saldo akhir buku besar untuk laporan realisasi pendapatan dan belanja serta neraca. Contoh dari pengujian terinci atas saldo termasuk konfirmasi untuk saldo piutang, pemeriksaan fisik persediaan, dan pemeriksaan kontrak utang dengan pihak lain. Pengujian terinci atas saldo ini adalah penting karena bukti biasanya diperoleh dari sumber yang independen sehingga dapat diandalkan. Hampir sama halnya dengan pengujian atas transaksi, pengujian rincian saldo harus dilakukan dengan memenuhi semua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo bagi masing-masing akun yang signifikan. Pengujian atas saldo akun juga sangat penting karena bukti-bukti biasanya diperoleh dari sumber independen dengan tingkat keyakinan yang lebih tinggi. Luas dari pengujian terinci atas saldo bergantung dari hasil pengujian pengendalian intern, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis untuk akun tersebut. Pengujian terinci atas saldo memiliki tujuan untuk menetapkan kebenaran jumlah uang monetary correctness dari akun-akun yang berhubungan sehingga dapat dikatakan sebagai pengujian substantif. Pengujian rincian saldo juga dapat membantu dalam menetapkan kebenaran moneter akun-akun yang berhubungan sehingga dianggap sebagai pengujian substantif. Sebagai contoh, konfirmasi untuk pengujian atas salah saji adalah pengujian substantif dan penghitungan Kas juga adalah pengujian substantif. Inti dari kelima pengujian yang telah kita bahas di atas adalah Prosedur pemahaman atas struktur pengendalian internal dilakukan untuk membantu auditor dalam menilai risiko pengendalian bagi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Pengujian pengendalian akan membantu auditor dalam mengevaluasi apakah pengendalian atas transaksi sudah cukup efektif guna mendukung pengurangan penilaian risiko pengendalian, sehingga mengurangi pengujian substantif, serta menjadi dasar laporan auditor dalam hal penerapan pengendalian internal auditan. Pengujian substantif atas transaksi digunakan untuk memastikan bahwa transaksi yang dicatat dalam jurnal telah sesuai dengan apa yang diposting di buku besar. Prosedur analitis digunakan untuk meyakini kelayakan transaksi dan saldo buku besar secara keseluruhan Terakhir, pengujian atas rincian saldo dilakukan untuk meyakini kebenaran atas saldo akun yang diperiksa. Dengan menggabungkan keseluruhan pengujian tersebut, auditor akan memperoleh tingkat keyakinan yang lebih tinggi secara keseluruhan menyangkut transaksi dan akun-akun dalam suatu siklus tertentu.
1 SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF 2. SIFAT DAN TUJUAN Sampling audit adalah penerapan prosedur pengauditan atas unsur-unsur dalam suatu populasi kurang dari 100%, seperti saldo rekening atau kelompok transaksi, dengan tujuan untuk mengevaluasi beberapa karakteristik populasi. Rencana sampling dalam pengujian subtantif dirancang untuk 1.
dilakukan untuk setiap rekening, maka tujuan keseluruhan akan PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIFKeputusan auditor sehubungan dengan rancangan pengujian substantif harus didokumentasikan dalam kertas kerja dalam bentuk program audit tertulis SA Program audit adalah daftar prosedur – prosedur audityang harus dilakukan. Prosedur – prosedur biasanya tidak didaftar menurutasersi atau tujuan khusus audit dengan maksud untuk menghindari pengulangan prosedur yang diterapkan pada lebih dari satu asersi atau tujuan. Sebagai tambahan dalam daftar prosedur audit, setiap program audit harus memiliki kolom – kolom untuk suatu referensi silang ke kertas kerja lain yang berisi bukti yang diperoleh dari setiap prosedur bila memungkinkan; paraf auditor yang melaksanakan masing – masing prosedur; dan tanggal pelaksanaan prosedur diselesaikan. Dalam praktik, auditor kadang– kadang membuat rincian yang berbeda untuk hal – hal tertentu dalam program auditnya. Sebagai contoh ditunjukkan secara lebih rinci tentang rencana sampel, termasuk besarnya sampel untuk berbagai pengujian dalam program audit itu sendiri. Namun dalam keadaan bagaimanapun program audit hendaknya cukup detil agar dapat memberikan Garis–garis besar pekerjaan yang akan dilakukan Dasar untuk koordinasi, supervisi, dan pengawasan audit Catatan mengenai pekerjaan yang dilakukanKERANGKA UMUM PENGEMBANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN asersi-asersi laporan keuangan yang harus dicakup oleh program audit misalkan asersi-asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan hak dan kewajiban, penilaian atas pengalokasian, dan penyajian atau pengungkapan yang berkaitan dengan saldo akhir persediaan. tujuan-tujuan audit spesifik untuk setiap kategori risiko bawaan dan risiko pengendalian dan tentukan pulatingkat risiko deteksi akhir untuk setiap asersi, sejalan dengan tingkat risiko audit keseluruhan dan tingkat materialitas yang dapatditerima. pengetahuan yang diperoleh dari prosedur-prosedur untuk mendapatkan pemahaman mengenai kebijakan dan prosedurpengendalian intern yang relevan, catatan akuntansi, dokumen pendukung dan proses akuntansi termasuk alur audit dan proses pelaporan keuangan yang berhubungan dengan asersi-asersi. pilihan – pilihan yang berhubungan dengan perancangan pengujian Audit dalam Penugasan PertamaDalam suatu penugasan pertama, spesifikasi pengujian substantif yangdetil dalam program audit biasanya belum akan disusun secara lengkap hingga selesainya kegiatan mempelajari dan menilai struktur pengendalian intern dan ditentukannya tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi signifikan. Dua hal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam merancang program audit untuk audit sebagai penugasan pertama adalah penentuan ketepatan saldo-saldo awal rekening pada periode yang diaudit; dan penentuan prinsip- prinsip akuntansi yang digunakan pada periode yang lalu sebagai dasar untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip tersebut pada periode berjalan.
Pengujiansubstantive meliputi prosedur- prosedur audit yang diracang untuk mendeteksi monetary errors atau salah saji yang secara langsung berprngaruh terhadap kewajaran saldo - saldo laporan keuangn. Jenis pengjian substantive : a. Pengujian atas transkasi b. Prosedur analitis c. Pengujian terperinci atas saldo a. Pengujian atas transaksi
Perencanaan Awal1 Identifikasi asersi-asersi laporan keuangan yang harus dicakup oleh program audit misalkan asersi-asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan hak dan kewajiban, penilaian atas pengalokasian, dan penyajian atau pengungkapan yang berkaitan dengan saldo akhir Kembangkan tujuan-tujuan audit spesifik untuk setiap kategori asersi3 Tentukan risiko bawaan dan risiko pengendalian dan tentukan pula tingkat risiko deteksi akhir untuk setiap asersi, sejalan dengan tingkat risiko audit keseluruhan dan tingkat materialitas yang dapat Berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur-prosedur untuk mendapatkan pemahaman mengenai kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang relevan, catatan akuntansi, dokumen pendukung dan proses akuntansi termasuk alur audit dan proses pelaporan keuangan yang berhubungan dengan Pertimbangkan pilihan – pilihan yang berhubungan dengan perancangan pengujian substantif. Program Audit dalam Penugasan PertamaDalam suatu penugasan pertama, spesifikasi pengujian substantif yang detil dalam program audit biasanya belum akan disusun secara lengkap hingga selesainya kegiatan mempelajari dan menilai struktur pengendalian intern dan ditentukannya tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi signifikan. Dua hal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam merancang program audit untuk audit sebagai penugasan pertama adalah penentuan ketepatan saldo-saldo awal rekening pada periode yang diaudit ; dan penentuan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan pada periode yang lalu sebagai dasar untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip tersebut pada periode berjalan. ...Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru, Bunga selalu mekar, dan Mentari selalu bersinar. Tapi ketahuilah bahwa DIA selalu memberi pelangi di setiap badai, Senyum di setiap air mata, Berkah di setiap cobaan, dan jawaban di setiap doa. Anda mungkin juga berminat Comments
ContohProgram Audit untuk Pengujian Substantif atas Persediaan Dibuat ol eh : _____ Tgl _____ Direview oleh: _____ Tgl:_____ PT KERTAS BALAPAN Program Audit untuk Pe ngujian Substantif atas Persediaan 31 Desember 200x P engujian Subst antif Referensi Kertas Kerja A uditor Tanggal 1. Verifikasi kebenaran pen jumlah an dan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Auditor harus penghimpun bukti yang cukup untuk memperoleh dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pengujian substantif menyediakan bukti mengenai kewajaran setiap asersi laporan keuangan yang signifikan. Perancangan pengujian substantif meliputi penentuanSifat pengujianWaktu pengujianLuas pengujian substantifSifat pengujianJika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah maka auditor harus menggunakan prosedur yang lebih efektif yang biasanya juga lebih mahal Ada tiga tipe pengujian substantif yang dapat digunakan yaituPengujian rinci atau detail saldoPengujian rinci atau detail transaksiProsedur analitisPengujian rinci atau detail saldo metodologi perancangan pengujian detail saldo meliputi empat tahapan, yaituMenilai materialitas dan risiko bawaan suatu risiko pengendalianMerancang pengujian transaksi dan prosedur analitisMerancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit secara rinci atau detail transaksipengujian detail transaksi dilakukan untuk menentukanKetepatan otorisasi transaksi akuntansi pencatatan dan peringkasan transaksi tersebut dalam pelaksanaan posting atas transaksi tersebut ke dalam buku besar dan buku analitisUntuk memperoleh pemahaman mengenai bisnis dan industri menilai kemampuan perusahaan dalam menjaga kelangsungan mendeteksi ada tidaknya kesalahan dalam laporan keuangan menentukan dapat tidaknya dilakukan pengurangan atas pengujian audit pengujian Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima mempengaruhi penentuan waktu pelaksanaan pengujian substantif. Jika risiko deteksi rendah maka pengujian substantif lebih baik dilaksanakan pada atau dekat dengan tanggal analitisSemakin rendah tingkat risiko deteksi yang dapat diterima, semakin banyak bukti yang harus dikumpulkan, auditor dapat mengubah jumlah bukti yang harus dihimpun dengan cara mengubah luas pengujian subtantif yang dilakukan. Keputusan auditor tentang rancangan pengujian substantif didokumentasikan dalam kertas kerja dalam bentuk program auditDemikian sedikit informasi dari saya semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin. Terima informasi dari berbagai sumber di Lihat Money Selengkapnya
QahUDK. 8vpfgistv7.pages.dev/3408vpfgistv7.pages.dev/608vpfgistv7.pages.dev/2408vpfgistv7.pages.dev/4908vpfgistv7.pages.dev/2198vpfgistv7.pages.dev/4468vpfgistv7.pages.dev/2938vpfgistv7.pages.dev/450
program audit untuk pengujian substantif